Rangkuman Bab 6
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
"Management Control System - Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan"
2 Maret 2016
Orientasi pemikiran organisasi modern adalah desentralisasi, namun ada tantangan utama, yakni cara merancang metode akuntansi untuk transfer barang dan jasa dari suatu pusat laba ke pusat laba lainynya dalam satu perusahaan.
1. Tujuan Penentuan Harga Transfer
1. Tujuan Penentuan Harga Transfer
Jika dua atau lebih pusat laba mengembangkan, membuat, dan memasarkan suatu produk bersama - sama, setiap pendapatan yang dihasilkan harus dibagi dengan mekanisme harga transfer.
Tujuan:
A. Memberikan informasi relevan kepada setiap unit usaha dalam hal penentuan imbal balik (cost/benefit perusahaan) optimum.
B. Menghasilkan keputusan selaras dengan cita - cita sehingga keputusan bisa meningkatkan laba unit serta laba perusahaan.
C. Membantu pengukuran kinerja ekonomi setiap unit usaha.
D. Sistem mudah dimengerti dan dikelola.
2. Metode Penentuan Harga Transfer
Dalam buku ini,
Harga transfer = nilai transfer barang/ jasa dalam transaksi dengan syarat minimum salah satu pelaku adalah pusat laba.
~
A. Prinsip Dasar:
Harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang dikenakan bila produk dijual ke konsumen di luar perusahaan atau dibeli dari pemasok luar.
Dua Keputusan yang harus diperhatikan saat akan Transfer Antar Pusat Laba:
1. Keputusan Sourcing:
Lebih baik produksi sendiri (dari pusat laba lain) atau beli dari pemasok luar?
2. Keputusan Harga Transfer:
Jika diproduksi internal, pada tingkat harga berapa produk harus ditransfer antar pusat laba?
~
B. Situasi Ideal:
Harga transfer berdasarkan harga pasar = ideal, selaras cita - cita perusahaan.
Realitanya, kondisi ideal sangat jarang terjadi.
Di dunia nyata, yang tepat adalah penyesuaian dengan kondisi:
a. Orang - orang Kompeten
Kinerja jangka panjang harus diperhatikan, bukan hanya laba saat ini saja, jadi dibutuhkan staf kompeten untuk melakukan negosiasi dan arbitrase penentuan harga transfer.
b. Amosfer yang Baik
Harga transfer yang dipakai harus dinilai adil oleh seluruh pihak terkait.
c. Harga Pasar
Harga transfer ideal adalah harga pasar normal produk identik dengan produk yang akan ditrasnfer. Jika tidak identik, namun serupa, boleh digunakan dan dinilai lebih baik daripada tidak ada harga pasar sama sekali.
d. Kebebasan Memperoleh Sumber Daya
Harus ada alternatif memperoleh sumber daya dan para manajer diizinkan memilih alternatif mana yang paling baik. Kebijakan harga transfer akan memberikan hak setiap manajer pusat laba untuk bertransaksi internal atau eksternal sesuai penilaian masing - masing, sehingga terbentuk pasar dan harga transfer secara alami.
e. Informasi Penuh
Idealnya manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada (biaya dan pendapatan relevan atas setiap alternatif).
f. Negosiasi
Harga transfer ditentukan dengan cara negosiasi "kontrak" antar pusat laba.
Jika enam kondisi di atas terpenuhi, harga transfer berdasarkan harga pasar dapat menghasilkan keselarasan cita - cita tanpa membutuhkan administrasi pusat.
~
C. Hambatan Pemerolehan Sumber Daya
Dalam keadaan nyata, kebebasan memperoleh sumber daya dapat terbatas secara alami atau dibatasi oleh kebijakan korporat (pusat perusahaan). Ada dua hambatan yang bisa terjadi:
a. Pasar Terbatas
Disebabkan tiga hal :
* Kapasitas penjualan internal suatu perusahaan terintegrasi membatasi penjualan eskternal di hilir.
* Produsen tunggal (tidak ada pemasok dari luar)
* Perusahaan telah berinvestasi besar (contoh: minyak)
b. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Produksi
Jika suatu pusat laba perusahaan memproduksi > kapasitas, pusat laba lain dianjurkan beli internal.
Jika suatu barang/ jasa produksinya terbatas, pusat laba yang memproduksi dibatasi menjual eksternal.
~
D. Harga Transfer Berdasarkan Biaya
Dalam beberapa kasus, harga transfer = harga kompetitif
Bila harga kompetitif tidak dapat diperkirakan, harga transfer berdasarkan biaya dapat menjadi alternatif. Kelemahannya sulit dihitung dan hasil kurang memuaskan.
Harga transfer berdasarkan biaya = biaya + laba.
Dasar biaya = biaya standar (umumnya), bukan biaya aktual
Tidak boleh biaya aktual karena jika ada ketidakefisienan produksi, akan merembet ke pusat laba yang membeli.
Mark up laba =
bisa menggunakan prosentase biaya (tanpa pertimbangan modal) atau prosentase investasi (secara konsep lebih baik).
~
E. Biaya Tetap dan Laba Hulu
Metode - metode untuk mengatasi masalah terkandungnya biaya tetap dan laba hulu milik pusat laba hulu dalam laba yang diperoleh pusat laba hilir adalah
a. Persetujuan Antar Unit
Pertemuan formal secara berkala antar pusat laba untuk menentukan pembagian laba atas produk yang mengandung biaya tetap dan laba hulu signifikan.
b. Dua Langkah Penentuan Harga
Beguna bagi unit bisnis yang tidak memiliki info yang benar tentang biaya variabel produk sebagai harga transfer. Manfaat lainnya adalah keputusan pemasaran jangka pendek tepat.
Dua Langkah:
> Setiap unit terjual, dibebankan = biaya variabel standar.
> Ditambah pembebanan berkala = jumlah biaya tetap sesuai manfaat yang dipakai.
c. Pembagian Laba
Jika metode dua langkah tidak dapat dilakukan, maka sistem pembagian laba digunakan.
Manfaatnya adalah memastikan keselarasan antara unit usaha dan perusahaan.
Cara Kerja:
> Produk ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variabel standar.
> Setelah terjual, unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan.
(Harga penjualan - biaya variabel produksi - biaya pemasaran)
d. Dua Kelompok Harga
Digunakan ketika ada konflik antara unit pembelian dan penjualan internal. Menggunakan perantara pusat.
Cara:
> Unit produksi (pusat laba hulu yang menjual internal) mengkredit pendapatan = harga jual ekternal.
> Unit pembelian (pusat laba hilir yang menjual eksternal) membebankan total biaya standar.
> Selisih beban dan pendapatan tersebut dibebankan di pusat dan dieliminasi saat laporan keuangan dikonsolidasi.
3. Penentuan Harga Jasa Korporat
Pengendalian atas Jumlah Jasa:
Unit usaha mungkin diharuskan untuk menggunakan jasa korporat (pusat) tertentu, sehingga unit usaha tidak dapat mengendalikan efisiensi kinerja, namun masih bisa mengendalikan jumlah jasa yang diterima.
Ada tiga teori penentuan harga transfer jasa korporat (pusat):
a. Hanya biaya variabel standar
b. Biaya penuh (full cost) = biaya variabel standar + biaya tetap standar
c. Harga pasar = biaya penuh standar + margin laba
Pilihan Penggunaan Jasa:
Ada kemungkinan unit usaha bebas memilih akan menggunakan unit usaha sentral atau tidak. Jika pelayanan internal tidak kompetitif dibandingkan jasa eksternal, maka jasa terkait sepenuhnya boleh didapat dari luar perusahaan, contoh: jasa IT. Dalam situasi pilihan ini, manajer unit dapat mengatur jumlah dan efisiensi penggunaan jasa pusat.
Kesederhanaan Mekanisme Harga:
Metode perhitungan harga transfer harus mudah dimengerti manajer unit usaha.
4. Administrasi Harga Transfer
Negosiasi:
Unit usaha menegosiasikan harga trasnfer satu sama lain dan membentuk harga transfer berdasarkan kompromi. Unit usaha harus mengetahui aturan dasar sebagai basis negosiasi supaya harga transfer tidak semata - mata ditentukan oleh keahlian bernegosiasi, melainkan harga yang pantas.
Arbitrase:
Arbitrase harga transfer adalah tanggung jawab kelompok eksekutif atas (pusat) karena keputusan arbitrase berdampak signifikan bagi laba unit usaha. Banyak arbitrase menunjukkan peraturan kurang spesifik/ sulit dijalankan/ pengelolaan unit usaha kurang rasional.
Ada empat metode penyelesaian konflik:
Pemaksaan (forcing), Bujukan (smoothing), Penawaran (bargaining), Penyelesaian Masalah (problem solving).
5. Klasifikasi Produk
Umumnya perusahaan membagi produk menjadi dua kelas:
Kelas I
Produk bervolume besar, tidak ada sumber dari luar, produksinya tetap ingin dikendalikan internal demi kualitas atau alasan tertentu. Kebijakan pemerolehan sumber daya kelas I hanya dapat diubah oleh manajemen pusat.
Kelas II
Produk dapat diproduksi di luar perusahaan (beli eksternal) tanpa mengganggu operasional, volume produk relatif kecil, dapat diproduksi dengan peralatan umum, ditransfer dengan harga pasar. Kebijakan pemerolehan sumber daya kelas II ditentukan unit usaha.
6. Model Harga Transfer Teoritis
Secara konsep, ada tiga model harga transfer sebagai dasar literatur:
A. Model Ekonomi
Model ekonomi klasik harga transfer pertama kali (1956) dikemukakan oleh Jack Hirchleifer dan beliau mengembangkan serangkaian pendapatan marginal, biaya marginal, dan kurva permintaan transfer produk. Kesulitan model ini adalah hanya dapat digunakan ketika kondisi khusus terpenuhi. Kondisi khusus: kurva permintaan dapat diestimasi, kondisi tetap stabil, tidak boleh ada alternatif fasilitas, unit penjualan internal hanya memproduksi satu jenis produk menengah dan ditransfer ke satu unit pembelian. Model ini mengasumsikan harga transfer dipengaruhi pusat dan bertentangan dengan negosiasi.
B. Model Program Linier
Model ini disebut juga model harga bayangan karena berdasarkan pendekatan biaya kesempatan (opportunity cost) dengan menghitung kontribusi laba setiap sumber daya yang langka. model ini banyak asumsi dan jarang digunakan di dunia nyata.
C. Model Nilai Shapley
Dikembangakan 1953 oleh L. S. Shapley. Metode ini menjelaskan pembagian laba sesuai proporsi kontribusi. Kelemahannya:
Proses yang sangat panjang untuk perusahaan dengan banyak unit bisnis dan transfer.
Asumsi yang mendasari metode Shapley dinilai kurang tepat dalam menentukan harga transfer.
Tujuan:
A. Memberikan informasi relevan kepada setiap unit usaha dalam hal penentuan imbal balik (cost/benefit perusahaan) optimum.
B. Menghasilkan keputusan selaras dengan cita - cita sehingga keputusan bisa meningkatkan laba unit serta laba perusahaan.
C. Membantu pengukuran kinerja ekonomi setiap unit usaha.
D. Sistem mudah dimengerti dan dikelola.
2. Metode Penentuan Harga Transfer
Dalam buku ini,
Harga transfer = nilai transfer barang/ jasa dalam transaksi dengan syarat minimum salah satu pelaku adalah pusat laba.
~
A. Prinsip Dasar:
Harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang dikenakan bila produk dijual ke konsumen di luar perusahaan atau dibeli dari pemasok luar.
Dua Keputusan yang harus diperhatikan saat akan Transfer Antar Pusat Laba:
1. Keputusan Sourcing:
Lebih baik produksi sendiri (dari pusat laba lain) atau beli dari pemasok luar?
2. Keputusan Harga Transfer:
Jika diproduksi internal, pada tingkat harga berapa produk harus ditransfer antar pusat laba?
~
B. Situasi Ideal:
Harga transfer berdasarkan harga pasar = ideal, selaras cita - cita perusahaan.
Realitanya, kondisi ideal sangat jarang terjadi.
Di dunia nyata, yang tepat adalah penyesuaian dengan kondisi:
a. Orang - orang Kompeten
Kinerja jangka panjang harus diperhatikan, bukan hanya laba saat ini saja, jadi dibutuhkan staf kompeten untuk melakukan negosiasi dan arbitrase penentuan harga transfer.
b. Amosfer yang Baik
Harga transfer yang dipakai harus dinilai adil oleh seluruh pihak terkait.
c. Harga Pasar
Harga transfer ideal adalah harga pasar normal produk identik dengan produk yang akan ditrasnfer. Jika tidak identik, namun serupa, boleh digunakan dan dinilai lebih baik daripada tidak ada harga pasar sama sekali.
d. Kebebasan Memperoleh Sumber Daya
Harus ada alternatif memperoleh sumber daya dan para manajer diizinkan memilih alternatif mana yang paling baik. Kebijakan harga transfer akan memberikan hak setiap manajer pusat laba untuk bertransaksi internal atau eksternal sesuai penilaian masing - masing, sehingga terbentuk pasar dan harga transfer secara alami.
e. Informasi Penuh
Idealnya manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada (biaya dan pendapatan relevan atas setiap alternatif).
f. Negosiasi
Harga transfer ditentukan dengan cara negosiasi "kontrak" antar pusat laba.
Jika enam kondisi di atas terpenuhi, harga transfer berdasarkan harga pasar dapat menghasilkan keselarasan cita - cita tanpa membutuhkan administrasi pusat.
~
C. Hambatan Pemerolehan Sumber Daya
Dalam keadaan nyata, kebebasan memperoleh sumber daya dapat terbatas secara alami atau dibatasi oleh kebijakan korporat (pusat perusahaan). Ada dua hambatan yang bisa terjadi:
a. Pasar Terbatas
Disebabkan tiga hal :
* Kapasitas penjualan internal suatu perusahaan terintegrasi membatasi penjualan eskternal di hilir.
* Produsen tunggal (tidak ada pemasok dari luar)
* Perusahaan telah berinvestasi besar (contoh: minyak)
b. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Produksi
Jika suatu pusat laba perusahaan memproduksi > kapasitas, pusat laba lain dianjurkan beli internal.
Jika suatu barang/ jasa produksinya terbatas, pusat laba yang memproduksi dibatasi menjual eksternal.
~
D. Harga Transfer Berdasarkan Biaya
Dalam beberapa kasus, harga transfer = harga kompetitif
Bila harga kompetitif tidak dapat diperkirakan, harga transfer berdasarkan biaya dapat menjadi alternatif. Kelemahannya sulit dihitung dan hasil kurang memuaskan.
Harga transfer berdasarkan biaya = biaya + laba.
Dasar biaya = biaya standar (umumnya), bukan biaya aktual
Tidak boleh biaya aktual karena jika ada ketidakefisienan produksi, akan merembet ke pusat laba yang membeli.
Mark up laba =
bisa menggunakan prosentase biaya (tanpa pertimbangan modal) atau prosentase investasi (secara konsep lebih baik).
~
E. Biaya Tetap dan Laba Hulu
Metode - metode untuk mengatasi masalah terkandungnya biaya tetap dan laba hulu milik pusat laba hulu dalam laba yang diperoleh pusat laba hilir adalah
a. Persetujuan Antar Unit
Pertemuan formal secara berkala antar pusat laba untuk menentukan pembagian laba atas produk yang mengandung biaya tetap dan laba hulu signifikan.
b. Dua Langkah Penentuan Harga
Beguna bagi unit bisnis yang tidak memiliki info yang benar tentang biaya variabel produk sebagai harga transfer. Manfaat lainnya adalah keputusan pemasaran jangka pendek tepat.
Dua Langkah:
> Setiap unit terjual, dibebankan = biaya variabel standar.
> Ditambah pembebanan berkala = jumlah biaya tetap sesuai manfaat yang dipakai.
c. Pembagian Laba
Jika metode dua langkah tidak dapat dilakukan, maka sistem pembagian laba digunakan.
Manfaatnya adalah memastikan keselarasan antara unit usaha dan perusahaan.
Cara Kerja:
> Produk ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variabel standar.
> Setelah terjual, unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan.
(Harga penjualan - biaya variabel produksi - biaya pemasaran)
d. Dua Kelompok Harga
Digunakan ketika ada konflik antara unit pembelian dan penjualan internal. Menggunakan perantara pusat.
Cara:
> Unit produksi (pusat laba hulu yang menjual internal) mengkredit pendapatan = harga jual ekternal.
> Unit pembelian (pusat laba hilir yang menjual eksternal) membebankan total biaya standar.
> Selisih beban dan pendapatan tersebut dibebankan di pusat dan dieliminasi saat laporan keuangan dikonsolidasi.
3. Penentuan Harga Jasa Korporat
Pengendalian atas Jumlah Jasa:
Unit usaha mungkin diharuskan untuk menggunakan jasa korporat (pusat) tertentu, sehingga unit usaha tidak dapat mengendalikan efisiensi kinerja, namun masih bisa mengendalikan jumlah jasa yang diterima.
Ada tiga teori penentuan harga transfer jasa korporat (pusat):
a. Hanya biaya variabel standar
b. Biaya penuh (full cost) = biaya variabel standar + biaya tetap standar
c. Harga pasar = biaya penuh standar + margin laba
Pilihan Penggunaan Jasa:
Ada kemungkinan unit usaha bebas memilih akan menggunakan unit usaha sentral atau tidak. Jika pelayanan internal tidak kompetitif dibandingkan jasa eksternal, maka jasa terkait sepenuhnya boleh didapat dari luar perusahaan, contoh: jasa IT. Dalam situasi pilihan ini, manajer unit dapat mengatur jumlah dan efisiensi penggunaan jasa pusat.
Kesederhanaan Mekanisme Harga:
Metode perhitungan harga transfer harus mudah dimengerti manajer unit usaha.
4. Administrasi Harga Transfer
Negosiasi:
Unit usaha menegosiasikan harga trasnfer satu sama lain dan membentuk harga transfer berdasarkan kompromi. Unit usaha harus mengetahui aturan dasar sebagai basis negosiasi supaya harga transfer tidak semata - mata ditentukan oleh keahlian bernegosiasi, melainkan harga yang pantas.
Arbitrase:
Arbitrase harga transfer adalah tanggung jawab kelompok eksekutif atas (pusat) karena keputusan arbitrase berdampak signifikan bagi laba unit usaha. Banyak arbitrase menunjukkan peraturan kurang spesifik/ sulit dijalankan/ pengelolaan unit usaha kurang rasional.
Ada empat metode penyelesaian konflik:
Pemaksaan (forcing), Bujukan (smoothing), Penawaran (bargaining), Penyelesaian Masalah (problem solving).
5. Klasifikasi Produk
Umumnya perusahaan membagi produk menjadi dua kelas:
Kelas I
Produk bervolume besar, tidak ada sumber dari luar, produksinya tetap ingin dikendalikan internal demi kualitas atau alasan tertentu. Kebijakan pemerolehan sumber daya kelas I hanya dapat diubah oleh manajemen pusat.
Kelas II
Produk dapat diproduksi di luar perusahaan (beli eksternal) tanpa mengganggu operasional, volume produk relatif kecil, dapat diproduksi dengan peralatan umum, ditransfer dengan harga pasar. Kebijakan pemerolehan sumber daya kelas II ditentukan unit usaha.
6. Model Harga Transfer Teoritis
Secara konsep, ada tiga model harga transfer sebagai dasar literatur:
A. Model Ekonomi
Model ekonomi klasik harga transfer pertama kali (1956) dikemukakan oleh Jack Hirchleifer dan beliau mengembangkan serangkaian pendapatan marginal, biaya marginal, dan kurva permintaan transfer produk. Kesulitan model ini adalah hanya dapat digunakan ketika kondisi khusus terpenuhi. Kondisi khusus: kurva permintaan dapat diestimasi, kondisi tetap stabil, tidak boleh ada alternatif fasilitas, unit penjualan internal hanya memproduksi satu jenis produk menengah dan ditransfer ke satu unit pembelian. Model ini mengasumsikan harga transfer dipengaruhi pusat dan bertentangan dengan negosiasi.
B. Model Program Linier
Model ini disebut juga model harga bayangan karena berdasarkan pendekatan biaya kesempatan (opportunity cost) dengan menghitung kontribusi laba setiap sumber daya yang langka. model ini banyak asumsi dan jarang digunakan di dunia nyata.
C. Model Nilai Shapley
Dikembangakan 1953 oleh L. S. Shapley. Metode ini menjelaskan pembagian laba sesuai proporsi kontribusi. Kelemahannya:
Proses yang sangat panjang untuk perusahaan dengan banyak unit bisnis dan transfer.
Asumsi yang mendasari metode Shapley dinilai kurang tepat dalam menentukan harga transfer.
*****
Semoga bermanfaat!
Regards,
Ismi Alawiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar